Wanita itu dinikahi karena empat
pertimbangan, kekayaannya, nasabnya, kecantikannya dan agamanya. Pilihlah
wanita yang beragama niscaya kalian beruntung. (H.R. Bukhari dan Muslim dari
Abu Hurairah) Dalam hadist tersebut Nabi Muhamad Shalallahu Alaihi wa Salam
memberikan tuntunan kepada kita agar memilih pasangan yang memiliki agama, maka
kalian akan beruntung, fadzfar bizatiddin, taribat yadaka. Hadis itu tidak
menyebut fadzfar mutadayyinatan (orang beragama) tetapi bidzatiddin, orang yang
memiliki agama. Kata dzatiddin disini mengandung arti substansi (jauhar) atau
sifat (ardl) , jadi wanita atau pria yang dzatiddin adalah orang yang beragama
secara substansial atau dapat dilihat sifat-sifatnya sebagai orang yang
mematuhi agama
Lalu apa substansi agama itu? secara vertikal orang yang memilih agama itu mengimani, meyakini sepenuhnya adanya Allah Sang Pencipta Yang Maha besar, Maha Adil, Maha Pemurah, Maha Pengampun, oleh karena itu sebagai manusia dan juga hamba Allah, ia tidak sanggup untuk sombong & sewenang-wenang. Secara horizontal orang yang beragama secara substansial akan berusaha secara maksimal menjadikan dirinya memberikan kemanfaatan maksimal kepada sesama karena tahu fungsi dan peran dirinya adalah pengejawantahan kasih sayang Allah bagi semesta alam.
Lalu apa substansi agama itu? secara vertikal orang yang memilih agama itu mengimani, meyakini sepenuhnya adanya Allah Sang Pencipta Yang Maha besar, Maha Adil, Maha Pemurah, Maha Pengampun, oleh karena itu sebagai manusia dan juga hamba Allah, ia tidak sanggup untuk sombong & sewenang-wenang. Secara horizontal orang yang beragama secara substansial akan berusaha secara maksimal menjadikan dirinya memberikan kemanfaatan maksimal kepada sesama karena tahu fungsi dan peran dirinya adalah pengejawantahan kasih sayang Allah bagi semesta alam.